Malam Lailatul Qadar Dalam Hadits

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa di antara kalian hendak mencari malam lailatul qadar, maka carilah pada sepuluh hari terakhir. Jika dia merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah kalah di tujuh hari terakhir.

Imam Ja’far Shadiq berkata: Pada malam ke-19 Ramadan terjadi penentuan takdir, pada malam ke-21 terjadi penetapan qadha’, dan pada malam ke-23 terjadi pemberlakuan apa yang (akan) terjadi pada tahun tersebut. Namun, Allah berhak melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya atas makhlukmakhluk-Nya.

Imam Ja’far Shadiq berkata: Taurat diturunkan pada 6 Ramadan; Injil diturunkan pada malam ke-12 Ramadan; Zabur diturunkan pada malam ke-18 Ramadan; dan al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar

Dari Humran, bahwa dia bertanya kepada Imam Abu Ja’far Muhammad Bagir as mengenai firman Allah, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (QS. ad-Dukhan [44]: 3).

Imam menjawab, “Benar, itu adalah malam lailatulkadar. Ia terjadi dalam setiap tahun di bulan Ramadan, pada sepuluh hari terakhir. Tidaklah al-Quran diturunkan kecuali pada malam lailatul qadar.

Allah berfirman, Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (QS. ad-Dukhan [44]: 4).

Imam berkata, Pada malam lailatul qadar digariskan segala hal yang akan terjadi pada tahun tersebut hingga tahun yang akan datang, baik itu berupa kebaikan maupun keburukan, ketaatan ataupun kemaksiatan, kelahiran ataupun kematian, ataupun rezeki.

Apa pun yang digariskan dan ditetapkan pada malam tersebut, maka sesungguhnya ia termasuk perkara yang pasti akan terjadi, namun Allah memiliki kehendak terhadapnya.

Seseorang berkata kepada Imam Ja’far Shadiq, “Beri tahu aku mengenai malam lailatul qadar, apakah sudah terjadi atau akan tetap terjadi pada setiap tahun?”

Imam menjawab: “Andai malam lailatul qadar dihapus, niscaya al-Quran juga ditarik kembali.” Imam Ja’far Shadiq ditanya, “Bagaimana bisa malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan?” Imam menjawab, “Amal saleh di malam itu lebih baik dari pada amal perbuatan selama seribu tahun yang tidak ada lailatulkadarnya.”

Sulaiman Marwazi berkata kepada Imam Ali bin Musa Ridha, “Tidakkah engkau memberitahuku, firman Allah, Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan) (QS. al-Qadr [97]: 1), dalam hal apa ia diturunkan?”

Imam menjawab, “Wahai Sulaiman, pada malam lailatul qadar Allah menetapkan apa yang akan terjadi pada tahun itu hingga tahun berikutnya, berupa hidup atau mati, baik atau buruk, atau rezeki. Apa yang Allah tetapkan pada malam itu tergolong hal-hal yang pasti terjadi (mahtum).”

Imam Muhammad Baqir as ditanya mengenai lailatul qadar, beliau menjawab, “Pada malam tersebut turun para malaikat, ruh, dan para penulis ke langit dunia. Mereka menuliskan apa yang akan terjadi di tahun tersebut, dan apa yang akan menimpa hamba-hamba Allah.”

Beliau berkata, “Tetapi, perintah itu bergantung sepenuhnya kepada Allah. Dia memiliki kehendak terhadapnya. Allah berhak mendahulukan apa yang dikehendaki-Nya, dan berhak pula mengakhirkan apa yang dikehendaki-Nya. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (QS. ar-Ra’d [13]: 39).

Imam Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah saw bertanya kepadaku, ‘Wahai Ali, tahukah engkau apa arti lailatul qadar?’

‘Tidak, wahai Rasulullah, jawabku.

Maka beliau berkata, ‘Sesungguhnya Allah menetapkan di malam itu apa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Dan di antara yang ditetapkannya adalah wilayah-mu dan wilayah para Imam dari keturunanmu hingga hari kiamat.”

Mufadhdhal bin Umar berkata: “Imam Abu Abdillah Jafar Shadiq menyebutkan: ‘Sesungguhnya Kami menurunkannya pada lailatul qadar’

Imam berkata, ‘Betapa terang keutamaan malam itu atas apa yang tersaksikan.”

Mufadhdhal berkata: “Aku pun bertanya, ‘Keutamaan apakah itu?’

Beliau menjawab, ‘Wilayah Amirul Mukminin as diturunkan di malam itu’

‘Pada malam lailatul qadar yang kita harapkan di bulan Ramadan itukah?’ tanyaku menyambung.

‘Ya, itu adalah malam ditetapkannya langit-langit dan bumi. Wilayah Amirul Mukminin ditetapkan pada malam tersebut,” jawab Imam.

Imam Abu Ja’far kedua, yakni Imam Muhammad Jawad berkata, “Sesungguhnya Imam Amirul Mukminin pernah berkata kepada Ibnu Abbas, ‘Sesungguhnya lailatul qadar itu ada pada setiap tahun, dan pada malam itulah diturunkan perintah untuk tahun itu. Dan untuk perintah tersebut, terdapat para pemimpin setelah Rasulullah.

Ibnu Abbas lantas bertanya, ‘Siapakah mereka?’ ‘

Aku dan sebelas keturunanku; para Imam yang berbicara dengan kebenaran (muhdatsun), jawab Imam.”

Ditanyakan kepada Imam Abu Ja’far Muhammad Baqir, “Apakah kalian mengetahui malam lailatul qadar?”

“Bagaimana mungkin kami tidak mengetahuinya, sementara para malaikat mengelilingi kami pada malam tersebut?!” jawah Imam.”

Dari Abu Hudzail, dari Imam Abu Ja’far Muhammad Baqir, beliau berkata, “Wahai Abu Hudzail, mengapa malam lailatul qadar tidak samar bagi kami, adalah karena para malaikat mengitari kami di malam itu.”

Dari Nabi saw, beliau bersabda, “Nabi Musa berkata, ‘Tuhanku, aku ingin dekat dengan-Mu.

Allah menjawab, ‘Kedekatanku adalah bagi orang yang terjaga di malam lailatul qadar: ‘

Musa berkata, ‘Tuhanku, aku berharap rahmat-Mu.

Allah menjawab, ‘Rahmat-Ku Kuperuntukkan bagi orang yang menyayangi kaum miskin di malam lailatul qadar’

Musa berkata, ‘Tuhanku, aku ingin dapat melewati shirath’

Allah menjawab, ‘Itu adalah bagi orang yang bersedekah di malam lailatul qadar’

Musa berkata, ‘Tuhanku, aku berharap pepohonan di surga dan buah-buahnya.’

Allah menjawab, ‘Itu adalah bagi orang yang bertasbih di malam lailatul qadar.

Musa berkata, “‘Tuhanku, aku menginginkan keselamatan dari neraka

Allah menjawab, Itu adalah bagi orang yang memohon ampun pada malam lailatul qadar.

Musa berkata, “Tuhanku, aku mengharap rida-Mu

Allah menjawab, ‘Rida-Ku Kuperintukkan bagi orang yang mengerjakan salat dua rakaat pada malam laiatul qadar’

Imam Ja’far Shadiq berkata, “Pada saat malam ke-19 Ramadan, ditetapkanlah getar langkah orang yang berhaji, ditulis ajal dan rezeki. Allah memandang makhluk-makhluk-Nya, kemudian diampuni-Nya setiap orang beriman, kecuali peminum sesuatu yang memabukkan dan pemutus tali silaturahim keluarga dekat.”

Imam Ja’far Shadiq berkata, “Fajar paginya hari lailatul qadar itu seperti malam lailatul qadar, maka beramal (baiklah) dan bersungguh-sungguh (dalam mengerjakannya).”

Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Malam lailatul qadar ada dalam setiap tahun, dan siang harinya itu seperti malamnya.”

1 2 3

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan