SANTRIDIGITAL.ID, Istri yang Tidak Pantas Dipertahankan Menurut Islam  211; Dalam pernikahan, Islam menekankan pentingnya keharmonisan, kasih sayang, dan saling pengertian antara suami dan istri.

Namun, ada situasi tertentu di mana mempertahankan hubungan pernikahan menjadi hal yang sulit dan tidak lagi bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Artikel ini akan membahas tentang ciri-ciri istri yang dianggap tidak pantas dipertahankan menurut perspektif Islam, serta bagaimana Islam mengajarkan cara menyikapi kondisi tersebut.

Ciri-Ciri Istri yang Tidak Pantas Dipertahankan

1" src="https://santridigital.id/wp-content/uploads/2024/08/Istri-yang-Tidak-Pantas-Dipertahankan-Menurut-Islam.png" alt="Istri yang Tidak Pantas Dipertahankan Menurut Islam" width="1280" height="720" />

>1. Mengabaikan Kewajiban Agama

Islam mengajarkan bahwa seorang istri harus menjalankan kewajiban agamanya, seperti sholat, puasa, zakat, dan berbagai perintah Allah lainnya.

Jika seorang istri dengan sengaja dan terus-menerus mengabaikan kewajiban agama, hal ini dapat merusak hubungan rumah tangga.

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah yang memiliki agama, engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Tidak Menghormati Suami

Islam menekankan pentingnya saling menghormati dalam rumah tangga. Seorang istri yang tidak menghormati suaminya, merendahkan martabatnya, atau bahkan memfitnahnya, dianggap telah melanggar nilai-nilai pernikahan dalam Islam. Sikap seperti ini bisa menyebabkan ketegangan yang signifikan dan mengancam keharmonisan rumah tangga.

3. Berbuat Zina atau Tidak Setia

Salah satu dosa besar dalam Islam adalah perbuatan zina. Jika seorang istri berbuat zina atau tidak setia kepada suaminya, maka ini adalah alasan yang sangat kuat untuk memutuskan pernikahan. Perbuatan ini tidak hanya melanggar janji pernikahan, tetapi juga melanggar hukum Allah.

4. Menghabiskan Harta Suami dengan Boros dan Tanpa Izin

Istri yang boros dan menggunakan harta suami tanpa izin atau tanpa alasan yang jelas juga dapat menjadi penyebab ketidakharmonisan.

Dalam Islam, istri berhak mendapatkan nafkah, namun ia juga harus bijaksana dan bertanggung jawab dalam mengelola harta keluarga.

5. Memprovokasi atau Mengadu Domba

Seorang istri yang suka memprovokasi, mengadu domba, atau menciptakan konflik antara suami dan anggota keluarga lain dapat merusak keutuhan rumah tangga.

Islam sangat menentang perilaku adu domba dan memicu konflik, karena hal ini bertentangan dengan prinsip persaudaraan dan kasih sayang yang diajarkan oleh agama.

Bagaimana Islam Mengajarkan Menyikapi Situasi Ini

Islam memberikan panduan bagi suami dalam menghadapi istri yang memiliki sifat-sifat di atas. Pertama-tama, suami dianjurkan untuk memberikan nasihat dengan baik, sabar, dan penuh kasih sayang.

Jika nasihat tidak berhasil, langkah berikutnya adalah memberikan jarak dalam hubungan, seperti berpisah tempat tidur. Dan jika semua upaya tersebut tidak membawa hasil, suami diperbolehkan untuk mempertimbangkan perceraian sebagai jalan terakhir.

Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa’ ayat 34: “…Dan jika kamu khawatir mereka (para istri) akan nusyuz (membangkang), maka nasihatilah mereka, pisahkan mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak menyakitkan). Kemudian jika mereka menaati kamu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya…”

Kesimpulan

Dalam Islam, pernikahan adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan baik. Namun, jika seorang istri menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan upaya untuk memperbaiki keadaan tidak berhasil, Islam membolehkan perceraian sebagai jalan terakhir.Penting untuk selalu mengedepankan komunikasi, doa, dan upaya perbaikan sebelum mengambil keputusan yang drastis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan