SANTRIDIGITAL.ID, Menjadi Santri Pancasila Di Era Digital 211; Pancasila adalah falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus ditanamkan di setiap elemen rakyat Indonesia.
Berpancasila tidak sekadar menghafal lima sila, tetapi memerlukan pemahaman mendalam untuk memberikan pengertian yang sejati.
Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri Indonesia bukan hanya untuk dibaca dalam upacara, tetapi untuk menanamkan jati diri bahwa Indonesia adalah bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Peran Santri dalam Menjaga Pancasila
Santri memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka hidup dengan kepahaman Islam ala Indonesia di pesantren dan berjuang demi kemerdekaan.
Para Santri harus menjadi tameng Pancasila demi terwujudnya Indonesia yang damai. Santri adalah pribadi yang sederhana dan menjunjung tinggi akhlaqul karimah, yang menjadi nilai utama Pancasila.
Santri tidak lepas dari sila-sila Pancasila itu sendiri. Misalnya, sila ketiga “Persatuan Indonesia” adalah prinsip yang dijalani setiap hari di pesantren.
Pesantren adalah tempat di mana santri dari seluruh nusantara belajar menghargai dan mencintai sesama, terlepas dari keberagaman budaya, sifat, watak, bahasa, dan keturunan.
Santri selalu menuruti perintah kiai dan benar-benar berjuang untuk Indonesia. Tujuan akhirnya adalah membantu Indonesia menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Santri harus mengingat sejarah, di mana kiai dan santri turut serta dalam pembentukan Republik Indonesia, termasuk perumusan Pancasila dan UUD 1945.
Menjadikan Santri Pancasila
25719" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"> 969" src="https://santridigital.id/wp-content/uploads/2024/07/Menjadi-Santri-Pancasila-Di-Era-Digital-1.png" alt="Menjadi Santri Pancasila Di Era Digital" width="1280" height="720" />
Menjadi Santri Pancasila Di Era Digital harus mempelajari isu-isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Mereka harus melatih diri dengan aksi nyata terhadap isu-isu terkini. Bagaimana dengan santri sekarang?
Santri masa kini berbeda dengan santri masa perjuangan. Mereka tidak tertinggal dalam teknologi dan penggunaannya.
Generasi Z, yang memiliki rentang usia 11-26 tahun, tumbuh dengan teknologi yang mempengaruhi cara belajar, berbelanja, dan berteman.
Santri juga memiliki kecakapan tinggi dalam media dan teknologi, menjadi pengguna yang cerdas dan cermat dalam dunia maya.
Santri yang Ramah dalam Bermedia Sosial
Media sosial adalah alat komunikasi visual yang sulit dihindari. Santri perlu bijak dalam menggunakan dan mengolah media sosial. Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan:
1. Digital Culture: Mengelola waktu dalam bermedia sosial dengan menanamkan nilai kebangsaan, Pancasila, dan kebhinekaan.
2. Digital Ethics: Mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidak menyebarkan hoax dan mencegah perundungan di dunia maya.
3. Digital Skill: Menguasai perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem operasi digital untuk memanfaatkan media sosial dan platform belanja online dengan bijak.
4. Digital Safety: Menjaga kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital, serta menghindari situs web yang menipu dan merugikan psikis.
Kesimpulan
Santri adalah pilar penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Mereka harus mengembangkan kemampuan dalam digital culture, digital ethics, digital skill, dan digital safety.
Dengan demikian, santri dapat menjadi benteng dan tameng yang kuat dalam mendukung dan menanamkan empat pilar kebangsaan.
Santri yang hidup di pesantren belajar banyak hal yang menjadi bekal untuk masa depan, termasuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila demi Indonesia yang lebih baik.