SANTRIDIGITAL.ID, Ujub Artinya dalam Islam  211; Dalam ajaran Islam, perilaku dan sikap seseorang sangat diperhatikan karena dapat mempengaruhi keimanan dan hubungannya dengan Allah SWT.

Salah satu sifat yang sangat dilarang dalam Islam adalah ujub. Meskipun sering kali tidak disadari, ujub merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya dan bisa menjerumuskan seseorang pada sifat sombong dan takabur.

Pengertian Ujub

Secara bahasa, ujub berasal dari bahasa Arab yang berarti kagum terhadap diri sendiri. Dalam konteks Islam, ujub adalah sikap di mana seseorang merasa dirinya lebih unggul, lebih hebat, atau lebih baik dari orang lain, baik dalam hal ibadah, ilmu, kekayaan, atau kemampuan.

Orang yang memiliki sifat ujub cenderung merasa puas dengan dirinya sendiri dan lupa bahwa semua yang dimiliki adalah karunia dari Allah SWT.

Bahaya Ujub dalam Islam

25719" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"> 52" src="https://santridigital.id/wp-content/uploads/2024/09/Ujub-Artinya-dalam-Islam.png" alt="Ujub Artinya dalam Islam" width="1280" height="720" />

Ujub merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya karena bisa menghancurkan amal ibadah dan keikhlasan seorang Muslim. Rasulullah SAW telah memperingatkan bahaya ujub melalui berbagai hadits. Dalam salah satu haditsnya, beliau bersabda:

“Ada tiga perkara yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)

Dari hadits ini, dapat dipahami bahwa ujub termasuk dalam kategori sifat yang dapat membinasakan, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa bahaya ujub di antaranya adalah:

1. Menghapus Pahala Ibadah

Orang yang merasa ujub terhadap ibadahnya, seperti shalat, puasa, atau sedekah, bisa kehilangan pahala karena ia merasa bahwa semua itu adalah hasil usahanya sendiri, bukan karena pertolongan dan rahmat dari Allah SWT. Sikap ini merusak keikhlasan yang seharusnya mendasari setiap amal ibadah.

2. Memicu Kesombongan

Ujub sering kali menjadi pintu masuk bagi sifat sombong. Seseorang yang merasa ujub akan cenderung meremehkan orang lain dan menganggap dirinya lebih baik. Ini merupakan perilaku yang sangat dibenci oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

3. Menutup Hati dari Hidayah

Orang yang ujub akan sulit menerima nasihat atau petunjuk dari orang lain karena merasa dirinya sudah benar dan lebih tahu. Sikap ini bisa membuat hatinya tertutup dari hidayah Allah dan semakin jauh dari jalan kebenaran.

Contoh Ujub dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun ujub adalah sifat yang sering kali tersembunyi, ada beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari di mana ujub bisa muncul:

1. Merasa paling alim atau saleh

setelah melakukan ibadah, seperti shalat malam, puasa sunnah, atau membaca Al-Qur’an, dan merasa bahwa orang lain tidak sebaik dirinya.

2. Menganggap keberhasilan

dalam pekerjaan, bisnis, atau pendidikan adalah hasil usaha sendiri tanpa menyadari bahwa semua itu adalah nikmat dan karunia dari Allah SWT.

3. Menyombongkan ilmu

yang dimiliki dan merendahkan orang lain yang dianggap kurang berpengetahuan.

4. Meremehkan orang lain

dalam hal ibadah atau akhlak, serta merasa bahwa dirinya lebih baik dalam hal agama.

Cara Menghindari Ujub

Islam memberikan banyak ajaran dan pedoman agar umat Muslim terhindar dari sifat ujub. Beberapa cara untuk menghindari ujub adalah:

1. Menyadari Bahwa Segala Sesuatu adalah Karunia Allah

Seorang Muslim harus selalu mengingat bahwa apapun yang dimiliki, baik berupa harta, ilmu, atau kemampuan, semuanya adalah pemberian dari Allah SWT. Tanpa rahmat dan izin-Nya, manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Sebagaimana Allah berfirman:

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya.” (QS. An-Nahl: 53)

2. Selalu Bersikap Tawadhu’ (Rendah Hati)

Salah satu cara terbaik untuk menghindari ujub adalah dengan bersikap tawadhu’, yaitu rendah hati di hadapan Allah dan sesama manusia. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam hal ini. Meskipun beliau adalah Rasul yang paling mulia, beliau selalu menunjukkan sikap rendah hati dan tidak pernah merendahkan orang lain.

3. Menghindari Pujian yang Berlebihan

Pujian dari orang lain bisa menjadi pemicu munculnya ujub. Oleh karena itu, penting untuk tidak terlalu terpancing dengan pujian dan selalu mengembalikan segala pujian kepada Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Celakalah orang yang mengatakan ‘saya’ (merasa diri hebat).” (HR. Bukhari)

4. Berdoa Memohon Perlindungan dari Ujub

Doa adalah salah satu cara terbaik untuk meminta perlindungan dari sifat ujub. Nabi Muhammad SAW sering berdoa agar dijauhkan dari sifat-sifat buruk, termasuk ujub. Salah satu doa yang bisa dibaca adalah:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat ujub, sombong, dan riya’.”

5. Mengingat Kematian dan Akhirat

Mengingat bahwa semua yang dimiliki di dunia bersifat sementara dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat bisa membantu seseorang untuk bersikap lebih rendah hati dan tidak merasa ujub. Allah SWT berfirman:

“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.” (QS. Ali Imran: 185)

Kesimpulan

Ujub Artinya dalam Islam adalah sifat yang sangat berbahaya dalam Islam karena bisa merusak hati, amal ibadah, dan hubungan seseorang dengan Allah SWT.

Meskipun sering kali tidak disadari, ujub bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti merasa lebih baik dari orang lain atau kagum terhadap diri sendiri.

Islam mengajarkan untuk selalu bersikap rendah hati, mengingat bahwa segala sesuatu adalah karunia Allah, dan selalu memohon perlindungan-Nya dari sifat-sifat buruk.

Dengan demikian, seorang Muslim harus senantiasa introspeksi diri dan berusaha menjauhkan diri dari sifat ujub agar ibadahnya diterima oleh Allah dan hidupnya diberkahi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan